Piala Dunia 1978 - Argentina
Piala dunia 1978 berlangsung di Argentina yang waktu itu didampingi diktator militer yang represif. Ribuan lawan politik dibantai dan tak ketawan rimbanya, meskipun keuangan Negara morat-marit, pemerintah Argentina bertekad tetap ingin menyelenggarakan Piala Dunia 1978, mengingat pentingnya sukses sepak bola dalam meredam kemarahan rakyat.
Ditengah isu-isu negatif tentang tuan rumah, piala dunia 1978 tetap berlangsung, dengan format pertandingan sama dengan kejuaran sebelumnya.
Hasil undian grup:
Grup 1: Argentina, Prancis, Hongaria, Italia.
Grup 2: Meksiko, Polandia, Tunisia, Jerman Barat.
Grup 3: Austria, Brazil, Spanyol, Swedia.
Grup 4: Belanda, Iran, Peru, Skotlandia.
Italia dengan segudang bintangnya seperti Paolo Rossi, Bettega dan Bonetti muncul sebagai juara grup satu dengan poin enam, disusul dengan Argentina sebagai runner up grup. Di grup dua Polandia dan Jerman Barat, Austria dan Brazil dari Grup tiga, dan di Grup empat Peru dan Belanda.
Dibabak kedua, Belanda, Italia, Jerman Barat dan Austria berada di Grup A. sementara Grup B dihuni oleh Argentina, Brazil, Peru dan Polandia. Belanda dan Italia muncul sebagai juara dan runner up grup A, dan Grup B Argentina dan Brazil sebagai juara dan runner up grup.
Tampilnya Argentina sebagai juara grup B diwarnai dengan “main sabun”. Brazil yang lebih di favoritkan di grup B menundukan Peru 3-0 dan menahan argentina 0-0, sebelumnya Argentina menundukan Polandia 2-0, Brazil dan Argentina sama-sama mengumpulkan poin tiga, tetapi Brazil memiliki selisih gol 3-0 lebih baik dari Argentina 2-0. Dengan demikian, pertandingan ketiga, Brazil VS Polandia dan Argentina VS Peru menentukan posisi kedua jagoan Amerika Latin.
Normalnya, dua pertandingan yang sangat menentukan itu dimainkan secara bersamaan. Tetapi di piala dunia 1978, partai Brazil dan Polandia diharuskan main lebih dulu, Brazil menang 3-1, dengan demikian selisih gol mereka 6-1. Argentina yang tampil menghadapi Peru sehari berikutnya dengan demikian bisa mengatur skor untuk bisa muncul sebagai juara grup, dan maju ke final.
Pendukung Brazil dan penonton-penonton netral mengutuk Peru yang kelihatan sekali “main sabun” untuk meloloskan Argentina, sebenarnya dengan kemenangan 4-0 saja Argentina sudah unggul atas Brazil karena memiliki selisih gol lebih baik, tetapi Peru membiarkan dirinya dibantai Argentina 6-0, dengan demikian, maka Belanda menghadapi Argentina di Final, sementara Italia dan Brazil memperebutkan tempat ketiga.
Brazil, meskipun masih memendam sakit hati, masih bisa menundukan italia 2-1 untuk meraih juara tiga.
Di final, pihak Argentina melakukan terror atas Belanda, yang bukan saja datang dari penonton, tetapi juga dari pemain, pertama, Argentina dengan kaptennya Daniel Passarella dan bintangnya Mario Kempes sengaja terlambat memasuki lapangan, hal ini membuat para pemain Belanda, yang harus menunggu lama dilapangan uring-uringan, kemudian Argentina memprotes pemain Belanda Van Der Kerhof yang mengikat kepalanya dengan selembar kain.
Ketika pertandingan sedang berlangsung, terror lain berupa permainan keras Daniel Passarella dkk. Wasit Gonella asal Italia pun ikut terteror dengan membiarkan banyak pelanggaran yang dilakukan pemain tuan rumah, meskipun demikian Argentina memerlukan perpanjangan waktu untuk menundukan Belanda setelah skor menunjukan 1-1 dalam waktu regular. Akhirnya Argentina muncul sebagai juara dengan pencetak-pencetak gol Mario Kempes 2 gol dan Bertoni 1 gol, sedangkan gol Belanda dibuat Nanninga.
Sumber: FIFA.COM,Majalh Topscore,Ensiklopedia Indonesia.
Label:
Argentina,
Sejarah Piala Dunia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments :
Posting Komentar